Kamis, 19 Agustus 2010

Robot Sederhana dan Bernilai Jual

April, 201

Hujan mengguyur kota Makassar, Rabu (1/2). Lagi-lagi awan mendung menutupi langit Tamalanrea, namun suasana di sore itu tak membuat Komunitas Cyber Tech (KCT), komunitas pembuat robot pertama di Makassar, bermalas-malasan dan menghentikan kegiatan mereka membuat robot. Di ruangan yang berukuran 3×3 meter itu, seorang mahasiswa yang juga anggota KCT sedang mengamati sebuah robot yang belum jadi. Selain itu, ada juga yang sedang asyik bermain game dan bahkan ada yang sedang berdiskusi menentukan ide.
Di tempat itulah berkumpul robotikan KCT Teknik Elektro Universitas Hasanuddin. Tak terkecuali Justiadi, salah satu Mahasiswa yang di edisi kali ini menjadi salah satu sosok Jeklang. Hery S Pasaribu, reporter Identitas, yang kala itu sedang berkunjung dan memperhatikan Aktivitas Justiadi akhirnya terusik untuk mewawancari mahasiswa yang juga ketua KCT tahun 2006 itu. Dengan senyum yang ramah, ia lalu mempersilahkan kru identitas untuk berbincang-bincang.
Berawal dari cinta kelistrikan, mahasiswa yang pernah menempuh pendidikan di SDN 88 Kabupaten Wajo pun bergabung dengan KCT karena ajakan seniornya. Awalnya, mahasiswa kelahiran tahun 1985 ini, memilih Jurusan Elektro karena menganggap di elektro hanya mempelajari tentang kelistrikan. Dengan punya dasar kelistrikan, cita-cita bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di daerahnya dapat terwujud. Akan tetapi yang dia dapatkan tidak hanya tentang kelistrikan, namun banyak hal. Salah satunya adalah kesempatan untuk menjadi robotikan yang handal.
Sejak memutuskan bergabung dengan komunitas pembuat robot, kontes pertama yang diikutinya adalah Kontes Robot Indonesia pada tahun 2006. Pada Kontes yang diadakan di Universitas Indonesia (UI), Tim unhas yang diketuai oleh Justi ini, mendapat juara III. Kembali ingin mendulang kesuksesan, tahun 2008 tim dari Unhas makin  percaya diri  mengikuti kontes Robot Indonesia yang lagi-lagi diadakan di UI. Bersyukur, justi dan timnya yang mewakili unhas saat itu, kembali mendapat juara III melalui robot HL 236, yakni robot yang dapat memasukkan bola pingpong ke dalam lubang.

Tak hanya kesuksesan di luar Sulawesi, namun bersama KCT, ia sudah melaksanakan kegiatan besar yaitu Celebes Robot Contest (CRC) sejak dua tahun yang lalu. Tak hanya sebagai pelaksana, KCT juga ikut serta dalam kontes tersebut. Hasilnya, hingga tahun lalu, dengan karyanya Zero Seven, KCT menduduki juara I. robot tersebut dapat mengambil treasure(baca:benda) ke dalam home.

Menurutnya, dalam membuat sebuat robot membutuhkan kerja tim untuk menemukan hal-hal baru. Hal baru yang pernah mereka lakukan adalah memanfaatkan barang-barang bekas menjadi sebuah robot. Pengalaman tersebut mereka alami saat membuat robot pejabat tim pada tahun 2009 di kontes Lomba Karya Robot Cyber. Dari event itu, mereka tidak menyangka akan mendapat skor paling tinggi dari antara peserta lainya. Ternyata dengan kesederhanaan robot yang mereka ciptakan dapat menarik hati para juri. 

Bagi Justi, untuk mendapatkan sebuah ide dalam pembuatan robot membutuhkan waktu yang sangat lama. Ide yang akan dibuat tidak boleh sembarangan karena itu akan mempengaruhi mekanisme kerja tim. Pokonya bagaimana supaya robot yang mereka ciptakan merupakan robot sederhana yang memiliki nilai jual,” ungkap mahasiswa yang pernah bersekolah di SMPN 1 Sabbangparu, Kabupaten Wajo ini

Walaupun kesuksesan demi kesuksesan telah menghampiri komunitasnya, namun komunitasnya juga pernah merasakan pahitnya sebuah perjuangan. Komunitas yang belum memiliki ruangan  tetap ini pernah memakai gedung Registrasi dan Ramsis unhas untuk membuat robot.”Semua anggota tim  kelelahan mengangkat alat-alat seperti aluminium, dinamo, dan juga barang-barang bekas lainya untuk pindahan,” ungkapnya lirih.
Justi dan komunitasnya berharap teman-teman yang lain juga dapat berjuang seperti yang telah mereka lakukan. “Saya berharap teman-teman dapat melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup ini, menciptakan sesuatu yang baru tanpa menunggu orang lain yang menciptakanya dan jalani hidup apa adanya,” ucapnya di akhir wawancara.
Hery Pasaribu/Hdl

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...