Kamis, 14 November 2013

Antara Baru dan Barru


Sebenarnya cerita ini sudah lama, sekitar 4 tahun yang lalu saat saya masih Mahasiswa Baru (Maba). Waktu itu, di Jurusan Agronomi semua senior sangat galak kepada kami. Suatu sore ada pengumpulan. Pengumpulan merupakan suatu istilah di kampus dimana semua maba dikumpulkan di suatu tempat baik itu ruang kelas, lapangan atau tempat sesuka hati senior. 

Salah satu kebersamaan Rejuvinasi saat jadi Padus di Wisuda

Senin, 11 November 2013

BRI Polewali Manjakan Nasabah Lewat Pesta Rakyat Simpedes


Kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Polewali menggelar Pesta Rakyat Simpedes di Lapangan Gaswon Wonomulyo, Jumat-Minggu (8-10/13). BRI memanjakan nasabahnya dengan program tabur hadiah senilai ratusan juta rupiah. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepeduliannya kepada nasabah di seluruh Kabupaten Polewali dan Kabupaten Mamasa.
Salah satu Gambar Siswa dalam Lomba Menggambar

Sabtu, 27 April 2013

Kota Mamasa yang Terburuk dan Semakin Terpuruk (2)

Dalam Postingan Blog ku yang berjudul Kota Mamasa yang Terburuk dan Semakin Terpuruk belum memuat foto untuk membuktikan kekuatan tulisan saya. Melalui postingan saya kali ini saya akan menampilkan beberapa foto real yang saya alami selama bertugas di Mamasa. Semoga ini cepat berakhir.

Longsor Batu Raksasa

Motor diangkat karena tidak bisa lewat.

Akses jalan terputus

Baca baik baik tulisan ini. Ini memberikan pertolongan atau pemerasan.

Waktu itu saya harus melewati jalanan ini karena akan bertugan ke Mambi. Ada pelayanan Khusu BRI di Pasar Kecamatan

Motorku sedang diangkat

Penampakan Longsor dari arah yang berlawanan

Jalanan Terbelah



Motor harus didorong karena tidak sanggup mendaki

Batu Raksasa jatuh dari atas bukit.

Semoga penderitaan ini cepat berakhir..

Rabu, 24 April 2013

Kota Mamasa yang Terburuk dan Semakin Terpuruk


Semenjak tahun 2009 saya menginjakkan kaki di Mamasa untuk mengikuti Bakti Sosial PMK Fapertahut Unhas. Untuk pertama kalinya saya sudah merasa under estimate untuk kota Mamasa. Sebelum berangkat ke Mamasa yang saya dengar hanya obrolan dari senior senior dan teman teman yang pernah dan tahu tentang Mamasa bahwa Mamasa itu katanya sebuah kabupaten baru dan sedang berbenah diri. Jalanannya jelek dan bergelombang. Waktu itu saya masih mewajarkan hal itu. Dan perjalananku pun dimulai dan betul bahwa butuh kesabaran super duper untuk bisa sampai di tempat itu.

Salah satu jalanan menuju kekota mamasa yg rusak parah..
Waktu itu, jalanan kesana sangat jelek. Lebih jelek dari jalan kecamatan. Padahal ini adalah jalan sebuah kabupaten. Letak kota Mamasa memang gunung tapi itu bukanlah alasan untuk tidak memperbaiki tempat ini. Malino (Salah satu kota Gunung di Sulawesi Selatan) saja kota pegunungan yang sampai saat ini belum menjadi kabupaten (masih tergabung dengan kabupaten Gowa) sudah sangat maju dan jalanan sudah mulus bahkan terlihat seperti puncak Bogor yang di Jawa.   

Itu merupakan sedikit kisah yang menggambarkan kota Mamasa. Jika anda penasaran dengan kota ini silahkan Datang berkunjung dan rasakan sensasi kota ini. Akhir akhir ini janji akan memperbaiki jalanan kota ini mulai di gembor-gemborkan para calon bupati. Sayangnya, warga Mamasa masih saja ada yang terpengaruh dengan hal ini. Jika di pikir kenapa tidak dari dulu jalanan diperbaiki. Mereka (para calon bupati) menjadikan jalanan sebagai bahan politik yang akan menjadikan mereka naik daun.   

Sungguh memalukan memang, infra struktur yang paling vital dijadikan bahan kampanye namun nihil bukti. Taruhlah contohnya Bupati yang sekarang yang telah mencalonkan diri menjadi bupati lagi. Semenjak masa jabatanya di periode pertama tidak ada hal yang nampak kelihatan dari titik terang jalanan yang semakin bagus. Dan sekarang beliau mencalonkan lagi dan berharap akan dipilih sementara jalanan tak pernah diurus. Saya malah heran dengan sikap yang diambil bupati sekarang yang acuh tak acuh dengan infra struktur yang satu ini. Apakah beliau tidak pernah merasakan goncangan hebat ketika melewati jalanan atau memang sudah ada antipati dengan kondisi masyarakat?. Apakah pimpinan seperti itu yang diharapkan? Tentu tidak. Saya sebagai pendatang saja merasa malu dengan keadaan seperti ini. 

Jika hanya terus menunggu tender atau kontrak dari pusat atau kementrian perhubungan, saya kira Mamasa tidak akan pernah maju dan bahkan lebih terpuruk dari yang sekarang. Salah satu contoh jika jalanan kota Mamasa bagus yaitu banyak pemilik saham yang mau berinvestasi di kota ini. Bahan-bahan rumah tangga mudah dicari dan kalaupun ada, harganya tidak terlalu mahal seperti yang sekarang ini. Yang kedua salah satu contoh jika jalanan Mamasa bagus adalah jaringan operator seluler semakin bagus. Sebut saja TelkomShit atau IMTree yang ada sekarang hanya bisa digunakan bagus pada waktu waktu tertentu. 

Jaringan TelkomShit di Mamasa hanya bisa digunakan SMS saja dan itupun sangat lambat terkirim. Jika anda mau menelpon dengan jaringan ini, anda harus butuh kesabaran yang lebih untuk bisa menembus nomor tujuan anda. Jaringan IMTree apalagi, operator yang satu ini baru bisa digunakan baik ketika menjelang subuh. Bagi anda pemilik Blackbery silahkan bangun subuh untuk bisa mengupdate status atau sekedar browsing internet. Karena kalau sudah menjelang pagi sampai dengan malam hari anda tak bisa berbuat apa apa dengan gadget mahal anda. 

Internet? Apalagi untuk akses yang satu ini. Saya mengira bahwa orang Mamasa lebih tertinggal dengan kecamatan di kampung saya di pelosok Medan sana. Orang Mamasa pasti miskin informasi dan jarang mengikuti perkembangan dari dunia luar. Di zaman se-modern ini, internet sudah merupakan kebutuhan bukan lagi sesuatu lux yang hanya dinikmati oleh orang berduit. Lihat saja kota ini kawan, warung internet saja masih ada satu itu juga hanya digunakan untuk game online. Sungguh  edukasi yang buruk. 

Itu hanyalah sederet persoalan kota Mamasa yang saya alami sebagai pendatang di kota ini. Saya menulis seperti ini karena saya peduli dengan kota ini. Saya hanya merasa melihat sebuah ironi yang terjadi di masyarakat. Seharusnya dengan umur 10 tahun Mamasa kini, mereka sudah bisa berkembang dan tidak semakin tertinggal. Kalau saja saya bukan ditempatkan menjadi pegawai BRI di kota Mamasa ini saya tidak akan menginjakkan kaki lagi disini dan mungkin setiap pekerja akan menghindari penempatan di kota ini karena kami disini seakan terisolasi. 

Sebenarnya tulisan ini hanyalah sebagian kecil dari kekecewaan para pendatang bahkan warga Mamasa sendiri. Tapi semua itu diserahkan lagi kepada warga Mamasa. Apakah anda mau terus terpuruk dalam keadaan seperti ini atau mau bangkit dan berbuatlah sesuatu untuk Mamasa ini dan jangan hanya menunggu kontrak atau tender yang prosedurnya sangat lama bahkan punya kepentingan untuk bisa memenangkannya. Mari kita semua sebagai pemerhati kota Mamasa bersama-sama melawan mereka yang membuat anda yang sudah terpuruk dan membuat anda semakin terpuruk. Lakukan mulai sekarang atau anda akan menyesal dan terlambat menyesalinya.

Mamasa,  April 21, 2013
Kantor BRI Unit Mamasa
Hery Pasaribu

Jumat, 11 Januari 2013

BRI Menempatkanku di Mamasa

Mamasa, itulah nama kota yang aku tempati sekarang bekerja. Tidak sedikitpun terpikirkan akan bekerja di kota ini. Semua kuawali ketika saya diterima kerja di Bank BRI. Waktu itu, setelah selesai ujian meja tepatnya bulan Mei 2012 saya mencoba mendaftar di Bank BUMN ini. Bermodalkan SKL saya bisa diterima pada test tahap pertama yaitu wawancara awal. Saya sangat serius menghadapi test ini karena impian saya untuk bekerja menjadi seorang pegawai bank sangat kuat. Niat itu muncul ketika satya SMA dulu. Saya tertarik saja melihat kehidupan pegawai bank yang sangat makmur dan bahagia. Maka dari itu kalau ada yang bertanya kepada saya ingin jadi apa, dengan mantap saya menjawab bahwa saya ingin menjadi pegawai Bank.
Berfoto Bersama Mantri di Hotel Banua
satu angkatan

Setelah wawancara awal, ternyata saya masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan test ke tahap berikutnya yaitu test wawancara. Kalau tidak salah waktu itu yang lolos di seleksi berkas ada 1700 orang. Hingga  memasuki tahap test psikotest pertama menjadi 1200 orang. Saya masih bingung dengan test semacam ini karena jujur saya tidak tahu sama sekali bagaimana model pertanyaanya. Untung saja tekhnologi sudah maju. Dengan bertanya ke mbah Google saya bisa tahu pertanyaan seperti apa dan bagaimana itu test psikotes. Oleh karena itu saya serius belajar. Ternyata itu tidak sia-sia, saya masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan seleksi ke test psikotest yang ketiga. Waktu itu yang lolos sekitar 952 orang, ternyata perjuangan tidak sampai disitu saja. Test psiko 2 adalah tantangan yang sangat berat. Mulai dari test Koran, test menggambar dan ada nama aneh testnya yang sangat sulit saya ingat. 
Si Putih Hitam
Malam terakhir at Sendik BRI Makassar

Saya pun tidak menyerah dengan mengetahui bahwa sulitnya test itu. Saya mencoba untuk terus fighting dan menaklukkan pertanyaannya. Bagaikan gayung bersambut air (salah kyenya peribahasanya) saya pun masih lanjut ke test wawancara akhr dengan jumlah peserta yang lolos sekitar 420 orang. Dalam test wawancara akhir yang paling menegangkan karena saya harus berhadapan dengan 3 pimpinan cabang dalam satu ruangan. Dan ketika itu saya seakan diadili sendiri. Tapi saya terus mencoba membuat suasana santai walaupun Pincanya (Pimpinan Cabang) agak sedikit kaku. Melihat sambutan mereka yang begitu dingin kepada saya, saya berpikir bahwa saya tidak akan bisa lolos ke test kesehatan. 
Here I am, BRI Unit Mamasa cab. Polewali
Pose at kantor

Puji Tuhan, saya bisa lolos ke test kesehatan dan bersaing dengan 178 peserta lainnya yang lolos. Saya sangat bersyukur karena bisa lolos dari beribu orang yang mendaftar. Setelah test kesehatan ternyata tidak semua lolos, yang melaju ke pendidikan Mantri hanya 170 orang. Delapan orang peserta tersisih dengan penyakit yang saya tidak tahu apa. 

Salah Kostum Saat Wawaancara Awal

Hal yang tidak bisa dilupakan adalah pada saat saya mengikuti wawancara awal di gedung Penelitian Ilmiah Unhas. Namanya juga fresh graduated jadi belum tahu bagaimana pakaian saat wawancara awal. Waktu itu, dosen yang me-wawancarai saya menegur saya dan mengatakan kalo lain kali jangan memakai baju seperti itu lagi.
ini busana waktu wawancara awal. salah banget yah. hehehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...