Jumat, 11 Januari 2013

BRI Menempatkanku di Mamasa

Mamasa, itulah nama kota yang aku tempati sekarang bekerja. Tidak sedikitpun terpikirkan akan bekerja di kota ini. Semua kuawali ketika saya diterima kerja di Bank BRI. Waktu itu, setelah selesai ujian meja tepatnya bulan Mei 2012 saya mencoba mendaftar di Bank BUMN ini. Bermodalkan SKL saya bisa diterima pada test tahap pertama yaitu wawancara awal. Saya sangat serius menghadapi test ini karena impian saya untuk bekerja menjadi seorang pegawai bank sangat kuat. Niat itu muncul ketika satya SMA dulu. Saya tertarik saja melihat kehidupan pegawai bank yang sangat makmur dan bahagia. Maka dari itu kalau ada yang bertanya kepada saya ingin jadi apa, dengan mantap saya menjawab bahwa saya ingin menjadi pegawai Bank.
Berfoto Bersama Mantri di Hotel Banua
satu angkatan

Setelah wawancara awal, ternyata saya masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan test ke tahap berikutnya yaitu test wawancara. Kalau tidak salah waktu itu yang lolos di seleksi berkas ada 1700 orang. Hingga  memasuki tahap test psikotest pertama menjadi 1200 orang. Saya masih bingung dengan test semacam ini karena jujur saya tidak tahu sama sekali bagaimana model pertanyaanya. Untung saja tekhnologi sudah maju. Dengan bertanya ke mbah Google saya bisa tahu pertanyaan seperti apa dan bagaimana itu test psikotes. Oleh karena itu saya serius belajar. Ternyata itu tidak sia-sia, saya masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan seleksi ke test psikotest yang ketiga. Waktu itu yang lolos sekitar 952 orang, ternyata perjuangan tidak sampai disitu saja. Test psiko 2 adalah tantangan yang sangat berat. Mulai dari test Koran, test menggambar dan ada nama aneh testnya yang sangat sulit saya ingat. 
Si Putih Hitam
Malam terakhir at Sendik BRI Makassar

Saya pun tidak menyerah dengan mengetahui bahwa sulitnya test itu. Saya mencoba untuk terus fighting dan menaklukkan pertanyaannya. Bagaikan gayung bersambut air (salah kyenya peribahasanya) saya pun masih lanjut ke test wawancara akhr dengan jumlah peserta yang lolos sekitar 420 orang. Dalam test wawancara akhir yang paling menegangkan karena saya harus berhadapan dengan 3 pimpinan cabang dalam satu ruangan. Dan ketika itu saya seakan diadili sendiri. Tapi saya terus mencoba membuat suasana santai walaupun Pincanya (Pimpinan Cabang) agak sedikit kaku. Melihat sambutan mereka yang begitu dingin kepada saya, saya berpikir bahwa saya tidak akan bisa lolos ke test kesehatan. 
Here I am, BRI Unit Mamasa cab. Polewali
Pose at kantor

Puji Tuhan, saya bisa lolos ke test kesehatan dan bersaing dengan 178 peserta lainnya yang lolos. Saya sangat bersyukur karena bisa lolos dari beribu orang yang mendaftar. Setelah test kesehatan ternyata tidak semua lolos, yang melaju ke pendidikan Mantri hanya 170 orang. Delapan orang peserta tersisih dengan penyakit yang saya tidak tahu apa. 

Salah Kostum Saat Wawaancara Awal

Hal yang tidak bisa dilupakan adalah pada saat saya mengikuti wawancara awal di gedung Penelitian Ilmiah Unhas. Namanya juga fresh graduated jadi belum tahu bagaimana pakaian saat wawancara awal. Waktu itu, dosen yang me-wawancarai saya menegur saya dan mengatakan kalo lain kali jangan memakai baju seperti itu lagi.
ini busana waktu wawancara awal. salah banget yah. hehehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...