Antara Baru dan Barru

Sebenarnya cerita ini sudah lama, sekitar 4 tahun yang lalu saat saya masih Mahasiswa Baru (Maba). Waktu itu, di Jurusan Agronomi semua senior sangat galak kepada kami. Suatu sore ada pengumpulan. Pengumpulan merupakan suatu istilah di kampus dimana semua maba dikumpulkan di suatu tempat baik itu ruang kelas, lapangan atau tempat sesuka hati senior. 

Salah satu kebersamaan Rejuvinasi saat jadi Padus di Wisuda

Itu adalah pengumpulan pertama. Ruangannya waktu itu di Laboratorium I Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unhas. Saya dan teman lainnya belum saling kenal karena saya kendala dengan bahasa. Jadinya saya hannya berteman dengan salah satu orang medan yang bernama Frans Sinarta Ginting. 

Kumpul di Depan Himpunan. Disini sudah jadi senior.

Yang paling menggelikan waktu itu ada salah senior asyik bertanya darimana asal kami semua. Sebut saja namanya Baharuddin. Awalnya dia bertanya siapa yang asli Makassar. Saya melihat teman teman banyak yang tunjuk tangan. Kemudian dia bertanya lagi siapa yang dari enrekang. Kemudian hannya beberapa orang saja yang tunjuk tangan. Selanjutnya, dengan suara yang tegas dan sedikit sangar dia bertanya siapa diantara kalian yang orang Barru. Langsung saja saya dan frans mengangkat tangan kami. 

Laskar Rejuvinasi. Culuuuuuunnnnn

Wajah sang senior keliahatan gembira dan bertanya kamu barru dimana?. Saya dengan tegas menjawab juga orang baru dari medan kak. Langsung saja tawa di ruangan itu pecah dan baharuddin tadi pura pura menahan tawa. Setelah itu dia menjelaskan bahwa barru itu merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi selatan. Saya pun ikut-ikutan malu dan pura pura menahan malu. 

Culuuuunnnn

Bahasa merupakan alat penting untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Salah ucap maupun salah pengertian bisa bisa anda menjadi objek tertawaan seperti yang sudah saya alami. Jadi jika anda seorang perantau yang anda hanya lakukan cukup mempelajari bahasa di tempat anda.

Wonomulyo, 15 November 2013