Rabu, 16 Februari 2011

Siklus Identitas Selalu Bekerja

Kebersamaan saat di dunkin Donut bersama laskar MUFRIDAH
 Tidak terasa, kehadiranku di identitas sudah hampir tiga tahun. Dulu saya menjajaki karier jurnalistik di identitas. Awalnya saya tidak tahu apa-apa mengenai dunia jurnalistik. Tapi bukan tentang jurnalistik yang mau saya ceritakan dalam tulisan ini. Begini, seperti hidup dan mati. Siklus hidup dan mati terasa nyata sekali dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi di identitas bukan kematian yang saya dapati tapi kepergian yang selalu berulang setiap tahunya.

Siklus di identitas yang sangat terasa sekali ketika magang mulai memasuki identitas. Awalnya ketika saya masuk ke identitas, saya belum merasakan siklus itu. Saya hanya datang belajar dan menunaikan kewajiban. Belum ada rasa memilki akan identitas. Entah kenapa mala ini saya merasa ingin sekali mencurahkan isi hatiku tentang identitas.


Saat Fun Bike identitas merupakan sebuah kekeluargaan yang ditunjukkan selain kerja keredaksian
Setelah diterima jadi Reporter, siklus itu mulai terasa dengan kehilangan beberapa kakak yang selama ini membimbing kami. Sebenarnya mereka tidak pergi kemana-mana hanya status mereka di keredaksian saja yang berbeda. Mereka sekarang lebih memilki tanggung jawab moral kepada adik-adiknya. Setelah kehilangan yang pertama itu saya masih menganggapnya hal yang biasa. Setahun berjalan, magang pun berdatangan lagi dan saya sudah merasa  nyaman dengan kondisi di ident tapi ternyata di akhir kepengurusan, saya dan teman-teman juga harus merasa kehilangan dengan tiga senior terbaik jajaran atas yang masih setia dengan keredaksian identitas sampai akhir kepengurusanya.

Sebuah kegilaan di Tanjung Bira menambah kenangan bersama Keluarga kecil
Hari itu saya benar-benar harus kehilangan lagi. Pikirku siklus telah bekerja lagi di identitas. Siklus selalu berproses setiap saat. Siklus tidak perduli kapan dan dimna kita. Tapi saya sangat mengerti dengan kondidi siklus ini. Karena dia mendapat amanah dari Tuhan untuk menjalankan tugasnya yang bekerja untuk menghidupkan dan mematikan orang.

Canda tawa mewarnai kegilaan di Bira, Bulu Kumba
Kepergian tiga orang senior sangat terasa ketika rapat perdana edisi awal januari 2011 dimulai. Biasanya di posisi paling depan diisi oleh koordinator liputan (korlip) yang memilki daya analisis yang tinggi. Kadang memutar balikkan fakta supaya pengusul berita mampu menganalisis berita yang dia usulkan. Namun dari hasil pimpinan korlip dan dengan perdebatan sana-sini biasanya korlip mendapatkan angle yang bagus untuk dinaikkan menjadi berita. Kadang saya berpikir ingin rasanya aku ambil otaknya supaya aku bisa juga memilki daya analisis yang tinggi.

Foto Gila-gilaan bersama AYH
Biasanya disamping korlip ada seorang pimred yang selalu setia mendengar usulan para anggotanya. Biasanya pimred ini memiliki retorika yang sangat tinggi oleh karena itu peserta rapat kadang tidak sampai otaknya untuk memhami apa yang pimred katakan. Tapi lagi-lagi peran korlip saat itu sangat menentukan dengan memberikan pemahamn melalui kata-kata yang lebih sederhana sehingga kami mulai mengerti dengan retorika dari pimred tersebut.

Kebersamaan saat di Bandara melepas kepergian Adlin, huh.....
Suasana rapat kadang memanas dengan debat kusir yang dilakukan oleh peserta rapat. Namun disaat kondisi rapat lagi kering dan tidak punya ide-ide, hadir seorang litbang yang dalam keseharianya pendiam tapi memilki ide-ide cemerlang. Saya selalu konsultasi dengan dia kalau masalah online. 

Tapi itulah siklus. Ternyata tidak selamanya mereka sebagai pimred, tidak selamanya mereka jadi korlip, tidak selamanya pula mereka jadi litbang SDM. Sekarang yang duduk di posisi paling depan kala rapat berlangsung sudah ada seorang perempuan atau seorang laki-laki yang mulai menyesuaikan diri dengan peserta rapat. Sulit memang untuk memahami dan membuat alur rapat berjalan dengan lancar. Tapi setidaknya siklus baru ini mencoba untuk menyesuaikan tanpa ada celah sedikit pun.

Ritual makan-makan setelah senior identitas di wisuda. fuck jika ingat bahwa smw ini tidak abadi.
Di posisi pimred telah ada seorang perempuan yang memilki ide-ide cemerlang ketika rapat berlangsung. Siklus baru yang memberi warna baru di identitas. Hadirnya pemimpin perempuan membuat suasana identitas semakin bersih dan meriah. Dan saya pun belum bisa menjelaskan siklus baru mengenai litbang SDM, entah apa alasanya.

Sekarang, malam ini tepat pada pukul 00.36 Wita, saya berpikir bagaimana jika tahun ini telah habis/berakhir dan siklus itu bekerja lagi dan memunculkan wajah baru di identitas. Akankah sama dengan silkus yang ada sekarang? Ataukah sama dengan silkus yang ada di tahun sebelumnya. Tapi satu yang pasti bahwa setiap siklus selalu memberi terobosan yang baru untuk identitas lebih maju.

Sesudah jadi redaktur langsung merasakan pelatihan jurnalistik tingkat lanjut bersama dua kru yang lain (baca tulisan dengan judul : Glokalitas Pers Mahasiswa)

Ini adalah wajah-wajah semasa magang. siap-siap sebar koran identitas
Sebuah kerja siklus lagi yang ingin saya hindari adalah setelah kerja siklus ku selesai. Berarti saya akan meninggalkan kota ini. Berarti saya akan meninggalkan sahabat-sahabatku. Berarti saya akan meninggalkan  keasyikannku yang ada disini. Jauh dari orang-orang yang kukasihi. Siklus itu mulai menjalar diotakku dan sampai sekarang jika siklus itu bekerja dalam diriku, saya belum bisa terima dan mungkin saya bisa gila jika membayangkanya.

Kebersamaa di tanjung bayang. dan ini masih berstatus sebagai magang. saat rapat evaluasi triwulan.
Semoga saja siklus yang bekerja didalam diriku bisa diajak kompromi dan tidak menjadikanku terbawa dalam perasaan ini. Banyak kenangan ditempat ini dan sulit untuk saya lupakan. Sungguh tidak bisa saya lupakan.
Ditulis di Makassar, Pondokan Sanggalangi
16 Februari 2011

4 komentar:

Anonim mengatakan...

yang sabar hery. manusia pasti akan mengalami hal serupa. tidak ada yang tidak. itulah kuasa tuhan yang tidak dimilki oleh manusia.

Anonim mengatakan...

semangat ko cappu'

NIT NOT mengatakan...

bukan hanya di identitas pasti akan terjadi disemua tempat di muka bumi ini, tidak ada yang abadi..tetapi semua yang tak abadi itu tetap bisa kita abadikan ...

Anonim mengatakan...

Kasihan sekali... Sekarang sy mau tanya sm hery apa siklusmu sudh kau dpati?? Trus skrang posisimu bagaimana? Apa yg kau rasakan? Apakah kamu gila?? Tell me...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...