Kamis, 24 Februari 2011

Sakit ini Untuk Siapa?


DUA hari ini saya mengalami penurunan kestabilan tubuh yang drastis. Itu mulai terjadi sekitar dua hari yang lalu. Jadwalku memang sangat padat hari itu. Mulai dari kuliah pagi yang dimulai pukul 07.10 bersambung terus sampai dengan sorenya saya melakukan aktivitas praktikum. Tidak hanya sampai praktikum, setelah itu saya beserta kru identitas Unhas  berangkat ke Universitas Negeri Makassar untuk mengadakan diskusi Laporan Utama-kebetulan saya dan rekan saya  Fadli jadi koordinatornya. Jadi mau tidak mau saya jadi promotor atas diskusi itu. 

Setelah selesai diskusi kegiatan berlanjut dengan kunjungna redaksi ke sekretariat Koran Kampus Profesi UNM. Disana kami banyak share mengenai identitas dan profesi itu sendiri. Namun saat diskusi berlangsung saya mulai kelelahan dan mengantuk. Kepala sudah mulai nyut-nyutan dan ingin rasanya cepat-cepat pulang dan beristirahat. 

Namun sepulang dari sekretariat Profesi UNM, Adlin yang koordianator steering membuat pemberitahuan kalau akan ada rapat Diklat Dasar Jurnalistik yang akan diadakan bulan maret mendatang. Rencananya saya tidak akan ikut rapat itu tapi saya tidak enak juga kalau harus nebeng nama jadi steering. Maka saya ikut juga rapat itu. Saat itu jam 24.00 Wita. Kondisi tubuhku saat itu memang sangat tidak stabil, kepala mulai panas, mataku juga terasa panas. Maka setelah rapat selesai kalau tidak salah pukul 01.00Wita dini hari saya memutuskan untuk pulang ke pondokan. 

Keesokan harinya saat bangun, badan saya terasa sakit, panas dikepala sudah semakin memuncak, mata memanas, dan hidung pun ikut-ikutan mampet. Dalam hatiku, celaka kalau saya sakit. Bagaimana dengan kuliahku hari ini dan bagaimana dengan tugas keredaksian yang belum sempat saya selesaikan kemarin? Maka dari itu saya pun memaksakan diri untuk pergi ke kampus. 

Kuliah hari itu saya jalani dengan keadaan tubuh yang tidak memungkinkan. Namun saya jalani juga. Setelah itu, saya mendapat sms dari seorang teman dari Medan. Saya cerita kalau saya lagi demam. Tapi balasan smsnya membuat saya berpikir lebih jauh, “kau pasti rindu dengan seseorang kur” blsnya.

Saya bingung, rindu sama siapa ya?. Yah, saya mendapat jawabanya, akhir-akhir ini memang saya lagi merindukan seseorang yang lama tidak bertemu. Entah kenapa juga saya jadi memikirkan dia. Padahal itu tidak boleh terjadi. Tapi hampir satu bulan ini dia selalu hadir dalam pikiranku. Entah darimana mulanya. 
Ah, saya pun tidak mau lagi berpikir jauh, buat apa merindukan dia toh dia juga tidak memikirkan saya bahkan dia mungkin tidak tahu apa yang aku rasakan. Dia mungkin  juga lebih senang memikirkan orang lain daripada saya.

Namun, mungkin saja sakit ini karena sakit rindu tapi aku tidak mau mengatakan bahwa sakit ini karena dia. Tapi mungkin saja…
Ditulis di Pondokan Sanggalangi
26 Februari 2011

3 komentar:

arman rachim mengatakan...

hmmm hery,,,,
kayknya udah rindu sangat...

mg cepat sembuh....

Hery Pasaribu mengatakan...

@intuisiku : terimakasih kanda dah mampir...

arman rachim mengatakan...

yoi...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...