Selasa, 18 Oktober 2011

Tulisan dari Blog Sebelah

Dulu, tanggal 20 Januari 2009 Kubulatkan tekadku tuk mendaftar di organisasi apapun itu. Dan yg terbuka saat itu PK identitas, ya.. kupaksakan diriku tuk mengikuti pemagangannya meski ku tahu di sana pastilah sangat berat.


Keseriusan untuk mendaftarkan diri belum sepenuhnya ada. Yang ada hanyalah keisengan belaka. Bisa dilihat dari formulir pendaftaran yang harus membuat tulisan ‘mengapa ingin magang di identitas’, hanya lima baris yang sanggup kutulis, tak pantas disebut dengan tulisan jika dibandingkan dengan peserta lain yang menulis alasannya dengan sungguh-sungguh sampai berlembar-lembar jumlahnya dan tulisan yang diketik computer. Sungguh sempurna tulisan peserta yang lain…

Pertemuan awal, semua peserta calon magang diharapkan untuk kumpul di secret identitas pukul 20.00 wita, (25/2). Namun apalah daya, si lelet nan besar malu ini datang satu jam setelah kegiatan dibuka. Sorotan mata tertuju pada kami berdua. Kala itu ada Desy, teman se-fak ku yang berbaik hati tuk ikut mendaftarkan diri agar diriku jadi mendaftar di identitas. Sedikit teguran menghampiriku dari suara kecil itu, suara dari sosok yang konon katanya akan menjadi orang terdekat kami selama pemagangan. Itulah kanda yani hasti. Pendiam adalah gambaran awal yang aku tangkap, namun gambaranku salah ketika mengenalnya lebih dekat.



With Them…



Mifda Hilmiyah (Mahasiswa Komunikasi 2008, 20 tahun)

Kita mulai dari peserta yang malam itu duduk di sebelah kananku. Saat bertemu, dia memberikan senyum (entah senyum heran, atau senyum kasian deh lo.. telat.., whatever lah), jelasnya dia tersenyum ketika melihatku. “Anak Fakultas Mana? Angkatan berapa?”, tanyaku. “Anak Komunikasi 2008”, jawabnya singkat. Mendengar angka 2008, diriku serasa tua.. lebih terasa tuanya lagi ketika kutanyaa ke peserta sebelah kanannya Mifda, ialah Erna Alimuddin biasa dipanggil erent. “Elektro, 2008”. “Sebelahnya lagi anak apa?" tanyaku lagi”, “O, sama ji 2008 juga, elektro”. Baru aku sadari ternyata aku berada di tengah-tengah mahasiswa baru yang baru seumur jagung menginjakkan kaki di Unhas.

Setelah memasuki bulan ketiga pemagangan, sifatnya satu2 sudah mulai terbaca. Si mifda ini, dia orangnya cuek … belum menampakkan kebaikannya sebagai seorang teman.. huhhhh…

anak yang senang foto, saking senangnya dengan foto, dia seakan-akan membuat gep pecinta foto yang beranggotakan 3 orang yaitu efde dan ilham. Hunting foto hanya ber3 (nda’ ngajak2). Keakraban mereka bertiga + erent + asma + Ijal = perfecto frennn… ident serasa miliki mereka saja.. (maaf, ini menurutku 'saat itu' yach..).

Merasa tersisih melihat kawan-kawan sepemaganganku adalah orang yang hebat. Sudah belajar banyak, sudah dapat tugas keredaksian. Sedangkan saya masih dalam tahap meyakinkan sang Litbang SDM bahwa saya serius beridentitas, berhubung saya sempat vakum selama 1 bulan. Untungnya, bukan hanya saya yang bernasib demikian. Si gadis deso nan lembut hatinya, ternyata juga vakum selama 1 bulan karena alasan sakit. Di tengah-tengah gencarnya teman2 mencari kampusiana kronik, mewancarai narasumber2 berbakat, tinggallah kami ber3 (with munji jebolan peserta dikdas) yang secara private masih membahas kampusiana kronik dengan pemateri kakanda Sinbad Okstanza Yusnawir (redaktur kampusiana kronik, periode 2008). ---- mengejar mode: ON


Hasdinar (Mahasiswa Fakultas Hukum 2008, 19 tahun)



Magang yang ikut pemagangan atas rekomendasi temannya, Satriani Mulyadi.

Setahuku dia anak baru. Anak baru kok langsung akrab dengan litbang ya??? Padahal baru pertama kali ketemu… nih anak PDKTnya tinggi.

Yang kutangkap oleh dinar, dia orangnya ceplas ceplos, ketika tidak suka, dia bilang. Ketika suka, dia juga bilang. jadi jangan heran, kalo dia berkata... sesuai dengan apa yg terjadi. Orang seperti ini keren……. Suka sama K’Ai dia bilang.. nda ada malunya lho.. tapi pas dibilangi muka kayak orang tua, berlinanglah air mata Putri Sidrap dalam rapat pengusulan edisi akhir april, (9/4). Heh … heh.. atas kebaikan Kanda Marlin Dg Nawang..
Ilham Abu Muhammad (Mahasiswa Sastra Inggris 2007, 22 tahun)

Ternyata angkatan 2007 belum punah untuk menjadi seorang magang di rumah kecil ini. Malam pertemuan pembukaan pemagangan, dia duduk di bagian paling ujung sebelah kanan. Mataku jelaslah tertuju pada wajahnya yang menurutku tergolong……. Hmm bisalah. Bahar yang duduk di samping Ilo, nyaris tidak terlihat … (nda nyambung..!! maav Bahe'!). Jadi sewajarnyalah ketika beberapa kaum hawa magang terserang syndrome cinta buta dari sang Ilo, sapaan akrab kami. Semoga syndrome ini tidak merusak jaringan persahabatan kaum hawa ini.



Atrasina Adlina (Mahasiswa Ilmu Kelautan 2008, 19 tahun)

Pernah liat kick andy edisi ‘terjebak dalam raga yang salah’, ini yang dialami oleh seorang adie kecil yang terjebak dalam raga dara manis atrasina adlina. Ingin tertawa rasanya saat seorang tomboy berjilbab bertubuh besar disuruh buat teh… hehh...hhh

Urusan dapur mempertemukan kami saat itu dan dimulailah pecakapan kedua suku yang berbeda, satu suku bugis dan jakarte. Aneh berbicara dengan orang yang berlogat lu gw gi tuh.. kikuk jadinya je’eh.. tapi, kita sudah terbiasa. Bangga karena masing-masing suku masih bisa mempertahankan logat masing-masing.



Satriani Muliadi (Mahasiswa Sastra Indonesia, 2009, 20 tahun)

Si gadis deso nan lembut hatinya. Kesannya adalah orang yang baek, kalem terlihat dari busananya, sangatlah alim (kirain anak ukhti…).

hanya manusia ini, yang menurutku sedikit nyambung… karena kebanyakan orang akan merasa cocok ketika ada persamaan dalam dirinya. Karena aku senang ketika mau shalat ada yang temani (karena sama2 mau shalat to’). yah,, best partner Shalat deh..

dua bulan kemudian, sedikit sifat asli muncul sudah… ‘GELETER’, ternyata cewek ini centl juga ya…


Fadli Mustamin (Mahasiswa Agronomi 2008, 19 tahun)yg kulihat, Gigih adalah orangnya. Apa yang dimaui, harus dia dapatkan tanpa melihat di sekelilingnya (maaf, sekali lagi, ini subjektifitas penulis ya!!!) akan dilakukan dengan cara (+ jie) apapun.
Teringat, ketika pemberian materi hunting berita oleh kakanda M Thamrin, di mana semuanya disuruh berpencar mencari sesuatu yang bisa dituliskan dalam waktu satu jam. Karena nda ambil pusing, aku dengan mudahnya mewawancarai penjual yang ada di jasmip, menuliskan human interest seorang ibu yang sudah berjualan bertahun2 lamanya. Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan dan mewancarai narasumber kita. Tapi beda dengan yang satu ini, bersih kukuh dia masih mencari narasumber yang dia inginkan. Ternyata yang ia inginkan mahasiswa Malaysia atau India. Gila… jam setengah enam, mencari orang asing dalam kampus?
Tapi karena aku orangnya baik hati suka menolong meski tugasku belum rampung, berdua kami menelusuri Fakultas Kedokteran yang sore itu seperti tak berpenghuni. Melihat tak ada orang, dia tak sungkan2 ingin ditemani ke RUSUNAWA dengan berjalan kaki…. (gila ni orang, waktu tinggal 15 menit, masih mau nyari mahasiswa asing… benar2 tidak ada matinya) sementara aku sambil mengibas2kan naskah yg juga belum selesai, sudah ngos-ngosan berjalan dari kedokteran menuju rusunawa (Bukan berarti nda ikhlas nah). Dan pada akhirnya, tak ada rotan akarpun jadi, tak ada mahasiswa, satpam pun jadi (Dari tadi kek!) Time is over hanya untuk mencari narsum….


Hery S? Pasaribu (Mahasiswa Jurusan Agronomi 2008, 19 tahun)

Memulai pekerjaan dengan bersungut-sungut. Ingat sungut, ingat hery…

Pria asal medan ini, katanya masuk ke identitas Karena standar hidupnya berpedoman sama …..!@$$%^&&*( saya kira pembaca bisa mengerti)

Dia itu .....

orang yg selalu menyembukan singkatan huruf S di balik namanya.... Dasar cari sensasi ....

- To be Continued ....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisannya keren. Jadi ingetwaktu magang di identitas sekitar tahun 90-an. Identitas bisa membentuk karakter. Good luck yah hery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...