Selasa, 14 September 2010

3 IPA ASSISI


Memories of The Third Natural Scientist Of Knowledge
Ketika kabar itu tersebar, banyak yang mengiyakan untuk ikut. Ketika hal itu meluas banyak yang menggebu-gebu ingin ketemu. Tapi ketika hal itu terjadi segelintir orang yang bisa hadir. Teman seperjuanagn semasa SMA yang telah menyepakati komitmen akan reunian kala libur tiba, tak menepati komitmen itu.
Tulisan ini kumulai ketika usahaku untuk mempertemukan kawan SMA ku. Berbagai cara telah aku lakukan, mulai dari FaceBook, SMS, telepon bahkan chatting sekalipun. Namanya juga manusia, tidak ada yang sempurna. Apa yang kita harapkan tidak semulus dengan apa yang terjadi. Maka kami sepakat untuk ketemuan tgl 17 Juli 2010. Awalnya pertemuan dimulai di siantar. Tapi rencana yang di siantar sia-sia karena satu dan dua hal. Maka aku berangkat ke medan karena teman yang ada di medan lebih kooperatif untuk ketemuan dengan aku dan mengenang keindahan saat SMA dulu.
Sari Saraswati Purba, dialah wanita yang paling exited ingin ketemu dengan aku. Aku pun tidak tahu kenapa dia ingin sekali bertemu dengan saya. Maka kami membuat perjanjian untuk ketemuan di simpang Pos (salah satu tempat di medan). Dua jam aku menunggunya tapi dia tak kunjung datang. Kulirik jam di HP ku telah menunjukkan pukul 12. Perjanjian ketemuan jam 10 telah dia langgar. Aku mencoba sms dia,”sar, kamu dah dimana? Dah jamuran aku disini,”. Aku menunggu balasan smsnya. Tiba-tiba HP ku berbunyi dengan suara message nokia, kubaca sms nya, “tunggu 5 menit lagi, sabar buk,”. Aku tak membalasnya lagi karena aku pikir dia akan tiba beberapa menit lagi. Pasti kalian akan menganngap bahwa 5 menit adalah relative. Ternyata benar, sari menganggap 5 menit bagaikan ½ jam.
Apa yang aku takutkan ternyata benar bahwa aku jamuran (hhe). Akhirnya sari pun tiba di simpang pos dan turun dari angkot. Dengan rasa tidak bersalah dia hanya tersenyum dan menyalami aku. Tapi aku tidak marah karena rasa rindu akan sahabat lama yang membuncah di dadaku. Maka kami pun melepas kerinduan dengan bicara panjang lebar tentang kegiatan dan kesibukan masing-masing.
Sari bilang kalo Juliana juga akan datang ke tempat kami sekarang. Aku pun minta no hp Juliana dari sari dan langsung nelpon Juliana. “jul, km dah dimana?” tanyaku. “oh, ini hery ya? Aku masih di asrama nee,” balasnya. Aku mengerti bahwa Juliana kan ambil akademi kebidanan dan harus tinggal di asrama. “Tapi kamu mau ketemuan ma anak-anak kan?” lanjutku. “iya lah, aku dah kangen ma kalian, ne aku lagi minta izin ma ibu asramaku, tunggu kira-kira 30 menit aja,” terangnya. “ok deh cepat ya..” tutupku. Kami pun pun menunggu Juliana bersama sari di simpang pos.
Sementara menunggu Juliana, aku pun cerita sama sari tentang kuliahku. Tapi yang tidak aku sangka-sangka sari member  alasan kenapa dia ingin sekali ketemu dengan saya. Dia bilang kalo ada sesuatu hal yang harus aku ceritakan sama dia. Memang hal itu telah aku ceritakan kepada cuki sahabatku. Tapi sari mau mendengar langsung dari mulutku. Aku pun terkejut ketika dia bertanya seperti itu. Padahal itu adalah rahasia terbesarku yang hanya aku ceritakan kepada cuki saja. Tapi cuki malah menceritakanya pada sari. Akhirnya mau tidak mau aku menceritakan hal itu juga kepada sari dengan catatan tidak ada yang boleh tahu kecuali aku, cuki dan sari. No more people again.
30 menit yang dikatakan Juliana juga relative. Lama-lama aku dan sari juga merasa bosan. Kami pun berusaha untuk menghubungi telepon Juliana. Tapi dia tidak angkat. Maka mau tidak mau aku dan sari tetap menunggu dia. 2 jam berlalu barulah Juliana muncul. Masih dengan gayanya yang seperti dulu yang selalu tertawa dan garang sedikit. Dia menyalami ku dan sari. Juliana sekarang berbeda. Dia agak kurusan dan rambutnya dibiarkan panjang sampai ke pinggang. Dia agak cantikan sedikit, hhe.
Kami bertiga bergegas menuju tempat Kristin karena mereka berada di pasar 1 (salah satu tempat di medan). Aku juga bingung dengan nama tempat-tempat di medan ada pasar 1, pasar 2, dll. Tapi dari sekian nama pasar yang ada belum ada nama pasaribu (ngarep,hhe).
Setibanya di pasar 1, Kristin dan Helen masih membuat kami menunggu. Menjengkelkan memang. Tapi rasa jengkel kami biarkan ditelan oleh angin demi sahabat lama. Selang beberapa menit mereka datang juga. Aku melihat Kristin yang sudah sedikit dewasa walaupun masih jabir (jago bicara). Tak kubiarkan perhatianku terlena kepada Kristin. Teman bersama Kristin juga tak luput dari perhatiaku. Dia adalah Helen Gloria Situngkir. Perempuan yang satu ini dulu adalah perempuan lemah lembut yang selalu jadi pendamai di kelas.
Dulu, apa yang dia bicarakan kepada temanku selalu benar dan tidak ada kecurigaan. Dia adalah sosok yang bisa diberikan kepercayaan jika mau melacur alias melakukan curhat. Kini, dia telah ada di depanku. Dia masih tetap seperti dulu. Cewek lembut dan sedikit kurusan. Teringat lagi olehku bahwa kami berdua sering memperebutkan gelar HeKur dan HeKer. Sampai-sampai tiap pagi sebelum masuk kelas kami suit untuk mendapatkan gelar HeKer dan Hekur. Pagi itu kepanjangan Heker bisa saja Hery keren atau Helen keren dan pagi itu juga hekur bisa saja hery kurus atau Helen kurus. Aneh memang. Tapi itu adalah masa-masa SMA dan kenangan manis bersama Helen.
Perbedaan yang bisa terlihat jelas antara Helen yang dulu dengan Helen yang sekarang adalah bahwa gigi Helen telah dipagari. Mentang-mentang ambil jurusan gigi di poltekes semua giginya dipagari. Dengan sedikit menggoda Helen, aku pun menyalaminya dengan mengatakan “len, tambah cantik ya sekarang, btw gigi dipagari karena si H ya,” celetukku. Si H adalah inisial dari seorang teman yang sering dijodohkn dengan Helen (ma’f ya). Dia membalas dengan sedikit sentulan “iya kur,” timpalnya. Ternyata dia masih ingat julukan itu.
Kami menyusuri pasar 1 yang ada di padang bulan menuju kos Kristin. Dalam perjalanan sempat kami menyinggung rencana jalan-jalan ke sun plaza. Tapi dengan satu syarat harus makan dulu di kosnya Kristin. Helen bilang kalau dia dah masak sesuatu di kosnya Kristin. Sesampainya di kosnya Kristin ternyata Helen belum masak apa-apa. Kami memutuskan untuk mengumpulkan uang untuk membeli babi panggang karo.
Kami melepas rindu di kosnya Kristin. Dari hal kecil sampai hal besar kami bicarakan disana. Mulai dari keberadaan teman satu kelas hingga gossip terakhir yang ada di ASSISI tercinta. Tak satupun hal yang kami lupakan untuk dibicarakan.
Borasida sihombing turut juga hadir dalam reunian singkat ini. Banyak yang berubah juga dengan si bora. Dulu dia agak cantikan tapi sekarang kok beda yah?? Dia agak kurusan. Ditanya alasan kenapa dia kurusan dia hanya menjawan bahwa itu adalah akibat dia pacaran dengan satu angkatannya. Kalau dianalaisa tidak ada hubungang antara pacaran dengan keadaan tubuh. Bora yang aneh. Satu hal lagi bora tidak sendirian dating ke kos Kristin. Dia bersama adeknya yang lulus di fakultas hokum Universitas Sumatera Utara. Ada kejadian lucu dan memalukan antara aku dan adeknya bora. Tidak etis kalau dibicarakan disini.
Seperti itulah kenangan singkat bersama sahabat lama. Jika ada yang tidak bersedia namanya dipublikasikan, saya mohon maaf dan jika ada cerita yang belum atau tidak tercatat dalam memori saya juga mohon maaf. Penulis adalah manusia biasa yang tak lekang oleh kesalahan.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

lucu kali cerita ini hery... jadi ingat kenangan indah semasa SMA.. i wanna flashback alone..

Anonim mengatakan...

ngk terima aku heri dikatain begitu...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...