Mamasa, itulah nama kota yang aku tempati sekarang
bekerja. Tidak sedikitpun terpikirkan akan bekerja di kota ini. Semua kuawali
ketika saya diterima kerja di Bank BRI. Waktu itu, setelah selesai ujian meja
tepatnya bulan Mei 2012 saya mencoba mendaftar di Bank BUMN ini. Bermodalkan
SKL saya bisa diterima pada test tahap pertama yaitu wawancara awal. Saya sangat
serius menghadapi test ini karena impian saya untuk bekerja menjadi seorang
pegawai bank sangat kuat. Niat itu muncul ketika satya SMA dulu. Saya tertarik
saja melihat kehidupan pegawai bank yang sangat makmur dan bahagia. Maka dari
itu kalau ada yang bertanya kepada saya ingin jadi apa, dengan mantap saya
menjawab bahwa saya ingin menjadi pegawai Bank.
|
Berfoto Bersama Mantri di Hotel Banua |
|
satu angkatan |
Setelah wawancara awal, ternyata saya masih
diberikan kesempatan untuk melanjutkan test ke tahap berikutnya yaitu test
wawancara. Kalau tidak salah waktu itu yang lolos di seleksi berkas ada 1700
orang. Hingga memasuki tahap test
psikotest pertama menjadi 1200 orang. Saya masih bingung dengan test semacam
ini karena jujur saya tidak tahu sama sekali bagaimana model pertanyaanya.
Untung saja tekhnologi sudah maju. Dengan bertanya ke mbah Google saya bisa tahu
pertanyaan seperti apa dan bagaimana itu test psikotes. Oleh karena itu saya
serius belajar. Ternyata itu tidak sia-sia, saya masih diberikan kesempatan
untuk melanjutkan seleksi ke test psikotest yang ketiga. Waktu itu yang lolos
sekitar 952 orang, ternyata perjuangan tidak sampai disitu saja. Test psiko 2
adalah tantangan yang sangat berat. Mulai dari test Koran, test menggambar dan ada
nama aneh testnya yang sangat sulit saya ingat.
|
Si Putih Hitam |
|
Malam terakhir at Sendik BRI Makassar |
Saya pun tidak menyerah dengan mengetahui bahwa
sulitnya test itu. Saya mencoba untuk terus fighting dan menaklukkan
pertanyaannya. Bagaikan gayung bersambut air (salah kyenya peribahasanya) saya
pun masih lanjut ke test wawancara akhr dengan jumlah peserta yang lolos
sekitar 420 orang. Dalam test wawancara akhir yang paling menegangkan karena saya
harus berhadapan dengan 3 pimpinan cabang dalam satu ruangan. Dan ketika itu
saya seakan diadili sendiri. Tapi saya terus mencoba membuat suasana santai
walaupun Pincanya (Pimpinan Cabang) agak sedikit kaku. Melihat sambutan mereka yang begitu dingin
kepada saya, saya berpikir bahwa saya tidak akan bisa lolos ke test kesehatan.
|
Here I am, BRI Unit Mamasa cab. Polewali |
|
Pose at kantor |
Puji Tuhan, saya bisa lolos ke test kesehatan dan
bersaing dengan 178 peserta lainnya yang lolos. Saya sangat bersyukur karena
bisa lolos dari beribu orang yang mendaftar. Setelah test kesehatan ternyata
tidak semua lolos, yang melaju ke pendidikan Mantri hanya 170 orang. Delapan orang
peserta tersisih dengan penyakit yang saya tidak tahu apa.
Salah
Kostum Saat Wawaancara Awal
Hal yang tidak bisa dilupakan adalah pada saat saya
mengikuti wawancara awal di gedung Penelitian Ilmiah Unhas. Namanya juga fresh
graduated jadi belum tahu bagaimana pakaian saat wawancara awal. Waktu itu,
dosen yang me-wawancarai saya menegur saya dan mengatakan kalo lain kali jangan
memakai baju seperti itu lagi.
|
ini busana waktu wawancara awal. salah banget yah. hehehe |
2 komentar:
1700 menjadi 170, tidak mudah, lebih mudah melunasi bunga bank. Salut.
gan mau nanya, gan dari wawancara akhir itu, pengumumannya brapa lama gan ? saya udah ikut wawancara akhir , tpi udh 3 minggu gag da panggilan
Posting Komentar