Rabu, 07 Maret 2012

Jeritan Orangtua


Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu, maklumilah diriku. Disaat daku menumpahkan kuah sayuran dibajuku, disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu, ingatlah saat aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya. Saat aku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu, bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Dimasa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat aku membutuhkanmu untuk memandikanku, janganlah menyalahkanku. Ingatkah dimasa kecilmu bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?. Disaat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi moderen, janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan di saat itu.

Disaat kakiku terlalu lemah untuk berjalan, ulurkanlah tanganmu yang kuat dan muda untuk memampahku. Bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku. Asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia. Saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih. Maklumilah diriku, dukunglah aku bagaikan aku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu, aku menuntunmu menpaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku. Berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu. Aku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.
Pondokan Sanggalangi
Minggu, 5 Juni 2011

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...