Rabu, 01 Desember 2010

Hama Daun Kelapa Mengancam Perkelapaan Nasional dan Internasional


Brontisa longgissima saat ini menjadi ancaman bagi perkelapaan nasional maupun internasional. Serangan berat hama ini dapat mengakibatkan penurunan produksi hingga 50% dan kematian tanaman muda sekitar 5%. 
Hama Brontispa longgissima dilaporkan pertama kali dari Kep. Aru (Kep. Maluku) pada tahun 1885. Hama yang diduga berasal dari Indonesia (Kep. Aru dan Prop. Papua) dan Papua Nugini, pada awalnya tidak menimbulkan masalah serius karena hanya terbatas pada beberapa wilayah, namun pada beberapa tahun belakangan ini, telah menyebar luas ke hampir seluruh propinsi di Indonesia dan beberapa Negara di Asia Pasisik. Brontispa Longgissima  menyerang semua tingkat umur tanaman, mulai tanaman yang masih di pembibitan sampai pada tanaman kelapa tua di lapangan.
Serangan berat hama ini dapat mengakibatkan penurunan produksi kelapa bahkan kematian tanaman. Kehilangan hasil bisa mencapai 50% di Kec. Inobonto, Kab. Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara pada Bulan April 2008 menunjukkan sekitar 5% tanaman muda mati akibat serangan hama Brontispa longgissima.
Selain kelapa sebagai tanaman yang paling disukai, hama ini juga menyerang tanaman palma lainnya seperti Pinang, sagu, California Fan palm, Mexican Fan Palm, Whingtonia robusta, Chinese Fan Palm, Livistona chinesis, Fox tail palm, Alexandar Palm, Phoenix roebelenii, Nipa Palm, Kelapa sawit, Elaeis guneesis, Nicobar palm, Carpentaria Palm. Di Australia, hama ini dilaporkan menyerang 27 jenis tanaman palma biasa dan eksotik (Singh dan Rethinam, 2005).
Gejala serangan Brontispa longgissima mudah dikenali. Imago dan larva hama ini mulai menyerang pucuk kelapa yang belum terbuka dab menggerek lapisan epidermis parenchyma daun, sehingga menimbulkan bercak-bercak cokelat memanjang dalam suatu garis lurus dan garis-garis tersebut sejajar satu dengan lainnya. Serangan terus menerus menyebabkan bercak-bercak ini kemudian menyatu sehingga daun berwarna kecokelatan kemudian mengering, kelihatan megeriput, sehingga setelah pelepah terbuka penuh daun kelihatan seperti terbakar.
Beberapa keberhasilan telah dilaporkan melalui pengendalian hayati menggunakan musuh-musuh alami Brontispa longgissima seperti penggunaan parasitoid Asechodes hispinarum dan Tetrasticus brontispae, bioinsektisida Metarshizium anisopliae var. anisopliae dan predator Celisoches morio. Kerjasama antara Balitka dan instansi lain untuk mngendalikan Bontispa di lapangan sudah banyak dilakukan antara lain dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah. Selain agensia hayati tersebut, Balitka telah mendapatkan juga musuh alami baru yakni bakteri Serratia spp. yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida dalam mengendalikan hama Brontispa longgissima. Diseminasi teknologi pengendalian hama ini dilakukan Balitka Manado, baik dalam bentuk publikasi juga pelatihan petugas teknis Dinas terkait maupun kelompk tani kelapa dari seluruh wilayah di Indonesia.












Tugas Individu
Budidaya Tanaman Tahunan


Hama Daun Kelapa Mengancam Perkelapaan Nasional dan Internasional






BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN

HERY S PASARIBU
G111 08 285



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...